Cerpen: Bagian Tak Kau Tahu


BAGIAN YANG TAK KAU TAHU

Namaku Badai, nama yang aneh memang. Kelas 12, lebih tepatnya dua jam lagi akan menjadi alumni lulusan 2013. Dua jam terakhir ini kan ku jadikan kenangan terindah. Dan dua jam terakhir ini kan jadi saat-saat terakhir melihatmu.
Namanya Langit.  Nama yang unik dan lucu. Dia adalah orang yang selama tiga tahun ini menghiasi masa SMA-ku. Dia tidak cantik, tapi dia lucu. Dia sangat lugu dan baik hati. Tapi di satu sisi dia juga pendiam dan misterius. Dia suka berada di pojokan kelas. Dia suka ke atap sekolah saat istirahat atau jam kosong. Dia suka menyendiri di sana. Kadang aku berpikir seperti apa dunianya yang misterius itu. Dia gadis yang lucu, walau tidak cantik, populer, ataupun cerdas.
Saat pertama kali bertemu dengannya di kelas Bahasa Inggris. Dia terlihat sendiri dan kebingungan saat semua orang asik bercakap dalam Bahasa Inggris. Saat aku datang dan menanyakan namanya, dia hanya diam dan menatapku lekat, seakan mengunci dan membekukan sekaligus.
Dia suka nonton anime, baca manga, novel, dan buku. Dia suka dengar musik rock, cukup unik untuk gadis sepertinya. Dia benci Bahasa Inggris. Dia orang yang penyendiri dan tidak banyak bergaul, sangat berbeda dengan duniaku yang ramai. Terkadang ku pikir dia terlalu jauh untuk ku jangkau, terlebih saat melihat dia selalu menghindariku. Aku tidak tau kenapa, tapi sepertinya dia tidak menyukaiku. Di kelas, dia selalu menghindariku saat aku ingin mulai berteman atau bercakap dengannya. Bahkan saat aku berbicara dengannya, dia tidak melihatku seakan aku hanya mengganggunya. Mungkin karena kami punya dunia yang berbeda. Aku tidak tampan, tidak jenius, tidak sebaik dirinya.
Mungkin seperti nama kami, saat badai datang hanya membuat cuaca di langit buruk saja. Tapi walau begitu ku harap aku menjadi badai yang tak terlupakan bagimu, walau mungkin yang kau ingat dariku hanya ketidaknyamanan.
"Baiklah. Inilah akhir acara dimana lembaran baru dari hidup kita akan dibuka. Semoga persahabatan kita....."
Akhirnya MC mengakhiri acara terakhir ini. Dan di dua jam yang tersisa, aku hanya bisa melihatmu diam-diam yang sedang duduk sendirian di pojokan. Langit, apa kau tahu betapa sulitnya tertawa bersama teman-temanku saat mengingat ini terakhir kali aku memerhatikanmu? Tapi walau begitu aku sangat berterima kasih padamu, Langit. Kau sudah datang dan mewarnai hidupku. Masa-masa yang takkan ku lupakan di SMA ini adalah dirimu. Walau kita tidak mempunyai begitu banyak kenangan indah bersama, tapi dengan melihatmu saja merupakan warna dalam hidupku. Tentu saja aku adalah salah satu dari warna yang tidak kau sukai. Selamat tinggal, seseorang yang tentangnya selalu membekas di memoriku, walau mungkin bagimu aku hanya sebagian kecil dari yang terlupakan suatu saat nanti.
**********
Namaku Langit, nama yang aneh memang. Kelas 12, lebih tepatnya dua jam lagi akan menjadi alumni lulusan 2013. Dua jam terakhir ini kan ku jadikan kenangan terindah. Dan dua jam terakhir ini kan jadi saat-saat terakhir melihatmu.
Namanya Badai. Nama yang unik dan lucu. Dia adalah orang yang selama tiga tahun ini menghiasi masa SMAku. Dia tidak tampan, tapi dia pintar. Menurutku dia orang yang sok, merasa dirinya paling hebat, tapi dia juga orang yang loyal. Yang mungkin tidak akan pernah ku lupakan darinya adalah tatapannya. Dia selalu menatap dengan sangat tajam seakan aura dominannya berusaha menguasai. Dia ingin menjadi polisi, namun tidak bisa karena varises. Dia suka musik rock. Dia selalu antusias jadi pemimpin, makanya dia jadi ketua OSIS sekaligus ketua kelas. Dia senang Bahasa Inggris. Setiap jam kosong atau istirahat, dia selalu menyendiri di atap sekolah sambil memandang ke bawah. Entah apa yang dipandanginya, entah dunia seperti apa yang dipandanginya.
Aku pertama kali bertemu dengannya di kelas yang sama saat belajar Bahasa Inggris, pelajaran yang paling ku benci. Dia menanyakan namaku dengan Bahasa Inggrisnya yang fasih. Aku hanya bengong karena tidak mengerti dan juga karena tatapannya yang selalu mengunci dan membekukan.
Aku tahu banyak hal tentangnya. Tapi dia mungkin akan melupakanku tanpa tahu apa-apa. Kadang ku pikir aku agak menyesal karena tidak bisa berteman baik dengannya seperti teman kelasku yang lainnya. Setiap kali dia berbicara padaku, aku langsung lari lantaran gugup atau kadang aku hanya menundukkan kepalaku. Tentu saja aku terlihat sangat aneh di matanya. Bagiku dia itu seperti mentari. Dia sangat jauh untuk ku jangkau. Dia punya dunia yang sangat berbeda denganku. Aku tidak populer dan orang-orang selalu memanggilku orang aneh.
Seperti namaku dan namanya. Di mana badai selalu datang saat cuaca di langit tidak cerah, begitulah dirimu datang. Kau datang saat ku pikir inilah masa SMA yang paling buruk dengan teman-teman yang selalu mengejek. Bagiku, kau datang membawa pelangi tanpa kau sadari sama sekali.
"Baiklah. Inilah akhir acara dimana lembaran baru dari hidup kita akan dibuka. Semoga persahabatan kita....."
Akhirnya MC mengakhiri acara terakhir ini. Dan selama dua jam aku hanya bisa duduk di pojokan dan memandanginya yang asik bercanda dengan teman-temannya. Yang dapat ku katakan hanyalah terima kasih padamu, Badai. Walau kita tidak mempunyai begitu banyak kenangan indah bersama, tapi dengan melihatmu saja merupakan warna dalam hidupku. Tentu saja aku adalah salah satu dari warna yang pernah membekas dalam hidupmu. Walau kau tidak tahu-bahkan tidak pernah tahu-tapi selama tiga tahun ini kau menghiasi masa SMA-ku. Selamat tinggal, seseorang yang bahkan tidak pernah mengingatku tapi selalu ku ingat.


Fin

Komentar

Postingan Populer